Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2024

Coba Ini Strategi 7S untuk Memulai Kebiasaan Baru

Bismillah. Pernahkah kamu merasa overwhelm dengan segala to-do list dan plan yang begitu banyak?  Pernahkah kamu merasa sudah saatnya untuk berubah memperbaiki diri. Tapi tidak tahu mulai dari mana? Kalau memang jawabannya iya, aku mau bantu kamu untuk menemukan dirimu dan membiasakan 1 saja kebiasaan baik dengan rutin. Yuk simak caranya. Beberapa waktu belakangan aku ikut kelas Jurnaling yang diadakan oleh temanku di sebuah komunitas. Namanya Umma Cimi.  Di kelas beliau kami mendapatkan salah satu strategi menumbuhkan kebiasaan baru. Aku singkat aja menjadi 7S ya: 1. Kita mulai dengan Strong Why. Niat yang kuat. Kalau di Islam kan innamal a'malu bin niyati, semua perbuatan tergantung niatnya. Percayalah kalau kamu jujur, Allah akan wujudkan cita-citamu. Allah akan bantu kamu.  2. Start Small. Mulai dari hal yang kecil. Yang atomic dan spesifik. Jangan yang muluk-muluk pokoknya. 3. Stack with other habit. Digabung dengan kebiasaan lainnya yang sudah rutin berjalan. Misa

Takdir Allah Pasti Baik

Bismillah. Sempat menyesal dengan keputusanmu beberapa waktu lalu? Sempat protes kepada Sang Pencipta karena semua tidak sesuai yang kamu inginkan? Hey, Dear. Percayalah padaku. Takdir Allah itu baik. Pasti baik. Allah telah menetapkan segala sesuatu sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan alam semesta. Allah telah memilihmu untuk membaca tulisan ini. Allah telah menakdirkannya untukmu. Mungkin kamu sedih karena dia yang kamu cintai tidak berjodoh denganmu saat ini.  Tapi coba lihat, Allah telah berikan kamu gantinya. Coba telusuri dan sadari Allah telah ganti dengan hal-hal baik lainnya. Mungkin kamu sedih tidak mendapatkan orangtua yang perhatian padamu. Mungkin itulah cara Allah mengajarimu arti memperhatikan anak dengan sadar utuh hadir penuh. Tapi itu baru sedikit hikmah yang kamu dapat. Mungkin benar, mungkin juga tidak. Duh kenapa aku terlambat datang ke acara itu. Kenapa aku tidak bisa datang ke acara itu. Kenapa.. Kenapa.. Dan terus kenapa. Sampai otakmu penuh memiki

Menulis Itu Seharusnya Nikmat

Menulis adalah kebiasaan yang rutin aku lakukan sejak kecil. Aku menulis tidak untuk mencari ketenaran, mengikuti tren, atau bahkan mencari cuan dan mengumpulkan pujian. Aku menulis karena membutuhkannya dan memang menyukainya. Aku menulis apapun yang aku pikirkan. Aku menulis apapun yang aku rasakan. Aku menulis apapun yang aku khawatirkan. Di sebuah kertas diary maupun kertas digital berbentuk MS Word. Semua itu aku lakukan atas dasar suka dan butuh. Selain itu juga karena faktor kurangnya teman curhat di masa kecil.  Aku menulis dan melepas ketegangan hidup melalui tulisan. Lewat tulisan pula aku berdamai dengan segala kegagalan dan merekam keberhasilan serta memori menyenangkan dalam hidup. Namun tiba masanya, aku bingung bagaimana menulis. Seharusnya kan mudah. Tinggal pindahkan saja isi otak ke dalam kertas. Atau ketik di HP seperti ini. Aku benar-benar tidak bisa lagi menulis dengan bebas seperti dulu. Malu dan takut untuk mem-publish tulisan ke banyak orang.  Entah

Self Healing dengan Jurnaling

Bismillah. Sekarang sedang tren istilah healing . Healing artinya penyembuhan. Penyembuhan yang dimaksud di sini bisa berarti penyembuhan dari luka fisik maupun mental.  Nah, buat kamu yang merasa bingung mau healing murah meriah dengan cara apa? Ga ada salahnya cobain satu cara yang biidznillah ampuh yaitu: Islamic Journaling . Kenapa harus ada Islamic -nya? Karena biasanya Islamic Journaling dikaitkan dengan Ayat Al-Quran, Asmaul Husna, Doa, Hadits dan lain-lain yang mencakup aspek agama Islam.  Menulis di kertas ada efek terapeutik tersendiri, lho. Berdasarkan riset juga bisa menimbulkan efek relaksasi.  Penasaran kan, gimana caranya? 1. Buku Jurnal. Siapkan jurnal dari notebook atau buku apapun yang kamu punya buku tulis matematika bekas juga boleh. Ada notebook yang bergaris, dotted , dan kosongan aja. Terserah pilih yang mana. Ada juga yang bahannya dari HVS biasa atau yang gaya old papers kayak kertas Samson yang aku pakai di jurnalku itu.  2. Alat Tulis. Siap

Resep Kunyit Asam Simple Rumahan Hemat Lezat Cepat

Seger. Manis. Nano-nano lah jamu yang satu ini. Source: pixabay.  Bismillah. Siapa yang suka minum yang seger-seger? Kali ini aku mau bikin hasil trial error kunyit asam segar dan mudah. Sudah jelas lebih sehat daripada yang dijual di pasaran maksudnya di minimarket sachetan.  Nah, berhubung sejak dulu aku suka minum kunyit asam anakku juga suka, jadi aku pengen banget bisa bikin sendiri di rumah. Kalau bikin sendiri selain lebih hemat, sehat, dan lezat juga kayaknya derajatku jadi lebih oke di mata suami. Yuk kita mulai. Langkah pertama tentu siapkan alat dan bahan. Porsi: 5-6 gelas Alat: Blender Penyaring Pisau Talenan Panci Gelas favoritmu Bahan: Kunyit 1 telunjuk Asam 50 gr Gula pasir +/- 10 sdm atau sesukanya bisa juga diganti gula merah Air 1 Liter Garam 1/2 sdt Cara membuat: 1. Kupas kunyit. Parut. Blender. Rebus dengan air 500 ml. 2. Rebus asam jawa dalam air 500 ml. Satukan air asam dengan air kunyit. 3. Tambahkan gula garam. Aduk rata. Saring ampasnya. Masukkan ha

Usai Hibernasi

Bismillah. Masa dormansi, hibernasi, atau apalah itu namanya telah usai. Mari kita sudahi. Presiden saja hampir ganti. Mari kita ganti juga niat dan semangatnya, dengan yang lebih baik tentunya. Terlalu lama diri ini tertidur tidak sadarkan diri. Ketika terbangun aku terkejut, lihat kanan lihat kiri, aku merasa: kemana saja aku selama ini? Kebablasan. Mungkin itu kata yang tepat. Tadinya hanya berniat menyaring informasi, namun ternyata keterusan dan ketagihan. Tidak pada tempatnya.  Beberapa tahun ini aku yang dulu blogger memang sudah tidak lagi memiliki blog. Bertahun-tahun aku merenung dan belajar lagi bagaimana berkata-kata yang baik. Terlalu banyak kesempatan emas dan hal-hal ajaib yang tak kutuliskan, tak kurekam, alhasil semua hikmah terlewat begitu saja.  Aku yang dulu adalah orang yang sangat lancar menulis. Namun, suatu kejadian telah memancingku untuk istirahat dari dunia itu dan berpindah ke dunia lainnya: Dunia Istri dan Ibu.  Kali ini, aku ingin berkarya kemb